PBNU Bantu Taiwan Menghalau Radikalisme Islam

Jumat, Maret 29, 2024

 

Ketua PBNU Kiai Haji Ahmad Fahrur Rozi bersama Pengurus PCINU Taiwan. 

MALANG — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama serius menyebarluaskan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin di Taiwan. Keseriusan ini dilakukan sejak Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) berdiri di Taipei, Ibu Kota Taiwan. 

Ketua PBNU Bidang Keagamaan Kiai Haji Ahmad Fahrur Rozi mengatakan, kesungguhan PBNU dilakukan melalui kegiatan safari dakwah ke Taiwan dan beberapa negara lain dengan tema yang berbeda setiap tahunnya. Safari dakwah PBNU pada Ramadan 1445 Hijriah bertema “Memenangkan Ramadan, Dakwah NU Mendunia”, yang merupakan kerja sama Lembaga Dakwah PBNU dan NU Care-LAZISNU PBNU. 

Apa pun temanya, kata Fahrur Rozi, safari dakwah oleh PBNU bertujuan untuk menyebarkan nilai-nilai Islam ala NU yang berkarakteristik moderat, toleran, dan inklusif. 

“Pada Ramadan tahun ini, kami juga ingin membangun kerja sama antarumat beragama yang erat di berbagai negara, termasuk dengan Taiwan, Hong Kong, Timor Leste, Australia, dan Selandia Baru. Ya, ini bentuk diplomasi dakwah kami,” ujar Gus Fahrur, sapaan akrab Fahrur Rozi, kepada saya, Jumat sore, 29 Maret 2024. 

Baca juga: Toleransi di Hari Raya

Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi bersama Imam Sulaiman Wang, tokoh ulama Taiwan.

PBNU mengerahkan 12 dai (pendakwah) muda yang disebar ke negara-negara tujuan tadi. Mereka dipilih lewat tahapan seleksi. Seluruhnya lulusan pesantren NU dan lulusan Timur Tengah. Mereka bertugas sejak 16 Maret sampai 14 April 2024.

Safari dakwah selama sebulan itu menyasar komunitas muslim Indonesia di Taiwan, dengan pusat kegiatan di Taipei dan keliling ke 13 ranting PCINU. Untuk Taiwan, PBNU mengerahkan 6 dai atau 50 persen dari seluruh dai yang terpilih.

Safari dakwah di Taiwan cukup istimewa karena secara kelembagaan Pemerintah Taiwan dan PBNU sudah menjalin kerja sama di pelbagai bidang, terutama di bidang pendidikan, sosial, kesejahteraan, dan ekonomi sejak 2015. Pemerintah Taiwan pun sempat berterima kasih kepada PBNU karena keberadaan PCINU Taiwan sangat membantu Taipei menghalau pengaruh radikalisme Islam.

Baca juga: Majalah Panji Masyarakat Lahir Kembali

Selain itu, di Taiwan terdapat sekitar 280 ribu warga negara Indonesia. Hampir 80 persen dari mereka beragama Islam dan mayoritas merupakan pekerja migran yang berasal dari kampung-kampung yang sangat kental dengan tradisi nahdliyin.

Pemerintah Taiwan pun bersikap sangat baik terhadap muslim dan semua pemeluk agama lain. Sebagai contoh, saat ini terdapat sekitar 300 restoran ramah muslim di Taiwan yang menyediakan bahan makanan maupun menu berlabel halal. Hal ini menjadikan Taiwan bersama Jepang dan Korea Selatan menjadi negara yang ramah terhadap muslim lewat program wisata halalnya.

Baca juga: Oase Ramadan di Hamamatsu 

“Kami ingin menebar dakwah dengan pendekatan yang moderat, inklusif, dan penuh kasih sayang ala dakwah NU. Kami harapkan mereka dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mewujudkan dunia yang lebih damai dan toleran,” kata Fahrur, Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Menurut Ketua Ikatan Gus-Gus Indonesia (IGGI) itu, dalam konteks globalisasi dan interaksi antarbangsa yang semakin intensif, NU lewat lembaga dakwahnya sudah sejak lama turut berusaha menjangkau lebih luas umat manusia dengan menyebarkan pesan-pesan kebaikan Islam. PBNU berkomitmen untuk terus berusaha mempererat hubungan antarumat beragama, mempromosikan perdamaian, dan menginspirasi masyarakat di berbagai negara untuk menjalani kehidupan yang lebih harmonis dan toleran.

Baca juga: BNPT Ajak Generasi Milenial Aktif Bermedia Sosial untuk Suarakan Perdamaian

Pengurus PCINU Taiwan menyambut baik kegiatan safari Ramadan oleh PBNU tersebut. Ketua PCINU Taiwan Didik Purwanto mengatakan, keenam dai yang dikirim PBNU mengisi majelis ilmu dan salawat di 13 ranting PCINU, baik secara daring maupun luring.

Materi yang disampaikan para dai kiriman PBNU akan menyampaikan beragam materi, ilmu fiqh aqoliyat (minoritas), fiqh nisa’ (kewanitaan), serta materi merawat keluarga, mendidik anak jarak jauh, serta materi mengolah hati dan pikiran saat jauh dari keluarga.

Nahdlatul Ulama secara kultural telah ada di Taiwan sejak 1990-an dalam bentuk majelis taklim yang swadaya dikelola oleh komunitas jamiyah nahdliyin di sejumlah kota. Secara struktural, PCINU Taiwan berdiri pada 5 Oktober 2008 dan peresmiannya dilakukan oleh Kiai Haji Hasyim Muzadi, Ketua PBNU Periode 2005-2009.

Namun, baru pada 13 Mei 2018 PCINU Taiwan mendapat legalitas resmi dari Kantor Kesejahteraan Sosial Pemerintah Kota Taipei sebagai organisasi kemasyarakatan luar negeri yang sah dan memiliki kekuatan hukum dalam beroperasi di Taiwan.

Baca juga: Nuansa Ramadan di Nagoyo dan Toyohashi

Perolehan legalitas itu tidak terlepas dari dukungan para pelajar dan pekerja migran Indonesia, serta Sinchung Halal for Taiwan Co. Ltd, perusahaan produsen makanan-minuman halal yang mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia. ABDI PURMONO

Share this :

Previous
Next Post »