.jpg) |
Mohammad Ismu Daud, siswa Kelas XII IPA 7 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang yang diterima di Universitas British Columbia dan Universitas Toronto, Kanada, lewat jalur Beasiswa Indonesia Maju. Foto-foto: ABDI PURMONO
|
Ia bercita-cita jadi peneliti tumbuhan untuk membantu dunia mengatasi ancaman krisis pangan di masa depan.
WAKTU salat zuhur baru saja berlalu. Mohammad Ismu Daud tersenyum saat
membuka pintu pagar dan mengajak saya memasuki ruang tamu. Di rak meja terdapat tumpukan majalah berbahasa Jawa Jaya Baya.
Usianya masih 18 tahun. Penampilan
Daud tampak lebih dewasa dalam balutan baju koko warna kecokelatan. Ia baru diterima di Universitas British Columbia atau University of British
Columbia (UBC) dan Universitas Toronto. UBC adalah perguruan tinggi tertua yang
berlokasi di kota pelabuhan Vancouver, Provinsi British Columbia, Kanada.
Daud
bisa melanjutkan studi di UBC dan Universitas Toronto dengan menggunakan
Beasiswa Indonesia Maju (BIM) yang diadakan Pusat Prestasi Nasional Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
“Insya
Allah, saya berangkat ke sana September nanti,” kata Daud, siswa Kelas XII
Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 7 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota
Malang, Provinsi Jawa Timur, kepada saya,
Kamis siang, 21 April 2022. Ia dijumpai di rumah orangtuanya di Dusun Bunut
Kidul, Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Selain
Daud, ada tiga orang lagi siswa IPA 7
MAN 2 Kota Malang yang diterima di perguruan tinggi luar negeri lewat
jalur Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), yaitu Hilman Agung Saputra,
Afifuddin Yunior, dan Fitra Hasanata Isa.
Hilman
diterima di UBC dan Universitas Teknologi Nanyang (Nanyang Technological
University/NTU), Singapura, serta Afifuddin diterima di NTU dan Fitra diterima
di Sekolah Tambang Colorado (Colorado School of Mines), Amerika Serikat.
Daud
berhasil mengikuti program BIM usai meraih medali emas
bidang biologi di ajang Kompetisi Sains Nasional (KSN) 2021 tingkat SMA/MA
secara daring selama seminggu di bulan September 2021.
Tentu
tidak mudah bagi Daud berprestasi di KSN 2021 tanpa mengikuti KSN 2020 lebih
dulu. Seleksi KSN dilakukan berjenjang. Daud harus bersaing dulu di tingkat
sekolah sampai akhirnya terpilih lima siswa yang mewakili MAN 2 Kota Malang
untuk mengikuti seleksi tingkat kota. Pada seleksi tahap kedua ini diambil tiga
siswa yang berhak mengikuti seleksi tahap ketiga KSN tingkat Provinsi Jawa
Timur.
Seleksi
tingkat provinsi diikuti 45 orang dari 9 bidang lomba—tiap bidang diwakili 5
orang. Semua peserta dikarantina selama sebulan. Seluruh siswa kemudian dikirim
mengikuti KSN tingkat pusat. Jumlah peserta dari tiap provinsi berbeda, namun
total peserta KSN 2020 tingkat pusat sebanyak 100 orang.
Dari
100 orang itu ditentukan 30 siswa yang berhak meraih 5 medali emas, 10 medali
perak, dan 15 medali perunggu.
Lalu,
kata Daud, 30 siswa peraih medali tadi diikutsertakan dalam program pemusatan
latihan nasional pertama (Pelatnas I) selama 2 pekan di tahun 2020. Dari
Pelatnas I diambil 15 siswa untuk mengikuti Pelatnas II (2021) dan kemudian
dari Pelatnas II diambil empat siswa untuk mewakili Indonesia di tingkat
internasional.
Peserta
yang tidak lolos ke tingkat internasional boleh langsung mengikuti KSN 2021
tingkat provinsi. Ismu masuk 10 besar peserta KSN Bidang Biologi yang berhak
dikirim mengikuti KSN 2021. Sama dengan KSN 2020, siswa peserta KSN 2021
berjumlah 100 orang.
“Sebelumnya,”
Daud menukas, “saya ikut KSN 2020 dan dapat medali perunggu bidang biologi.
Karena saya sudah dapat medali, maka saya boleh langsung ikut KSN 2021 tingkat
pusat dan alhamdulillah saya bisa dapat medali emas bidang biologi.”
Serangkaian
proses dilewati untuk mengikuti program BIM. Misalkan kemampuan berbahasa
Inggris, Ismu harus lolos Test of English as a Foreign Languange (TOEFL) dan
IELTS.
Perlu
diketahui, TOEFL dibuat oleh ETS (Educational Testing Service), sebuah lembaga
bahasa di Amerika Serikat. Boleh dibilang, TOEFL adalah ujian kemampuan
berbahasa Inggris dengan logat Amerika untuk semua peserta tes di seluruh
dunia. Umumnya, hasil TOEFL diminta oleh universitas di Amerika Serikat dan
Kanada.
Sedangkan
IELTS adalah uji coba kemampuan bahasa Inggris yang diselenggarakan bersama
oleh Universitas Cambridge, British Council dan IDP Education Australia. Bahasa
Inggris yang digunakan pada tes IELTS adalah bahasa Inggris Britania atau
British. Umumnya sertifikat IELTS diterima oleh institusi perguruan tinggi di
Australia, Inggris, dan Selandia Baru.
Sebenarnya,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menawarkan 40 perguruan tinggi di luar
negeri kepada seluruh siswa penerima BIM. Perguruan tinggi ini antara lain
berada Amerika Serikat, Cina, Inggris, Australia, dan Kanada. Setiap siswa
dapat jatah lima perguruan tinggi yang harus dipilih satunya. Nah, Daud pilih
dua perguruan tinggi di Amerika Serikat, dua perguruan tinggi di Kanada, dan
satu perguruan tinggi di Singapura.
Nantinya,
seluruh biaya kuliah, akomodasi, dan uang saku ditanggung penuh oleh
Kemendikbud. “Kalau uang saku, belum ada informasi besarannya yang saya
terima,” kata Daud, remaja kelahiran Malang, 14 Desember 2003.
Daud
memilih kuliah di Kanada. Alasan Daud memilih dua perguruan tinggi di UBC dan
Universitas Toronto lebih dikarenakan masa pendaftaran beasiswanya lebih
panjang dibanding perguruan tinggi negara lain. Maklum,
sosialisasi BIM-nya di sekolah mendadak. Daud dan para siswa yang berminat ikut
BIM cuma punya waktu kurang dari sepekan untuk mendaftar sejak BIM
disosialisasikan. Daud mendaftar pada awal Desember 2021.
Namun,
karena disuruh pilih salah satu, akhirnya Daud memilih Universitas Toronto
ketimbang UBC. Daud berpendapat Universitas Toronto lebih banyak menerima
mahasiswa dari luar negeri, serta kualitasnya dianggap lebih bagus dan terutama
sangat cocok dengan minatnya yang ingin mendalami Studies in Life Science,
Faculty of Arts and Sciences. Di tahun pertama ia akan ambil gelar bachelor of science dulu, baru
menentukan jurusannya. Hal ini mirip di Institut Teknologi Bandung.
“Universitas
Toronto punya konsentrasi plant science
atau ilmu tumbuhan yang sangat saya minati. Ini juga sesuai dengan cita-cita
saya jadi peneliti tumbuhan yang berfokus pada tanaman pangan untuk membantu
dunia mengatasi ancaman krisis pangan di masa depan. Krisis pangan dunia jadi
isu yang sangat menarik bagi saya untuk diteliti dan dicarikan solusinya,” kata
Daud.
Daud doyan membaca, rasa ingin
tahunya sangat besar, dan suka berselancar di internet sejak usia bocil. Dari internet Daud mendapat
informasi tentang reputasi Institut Teknologi Massachusetts atau Massachusetts
Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat, sebagai perguruan tinggi nomor
satu dunia.
Maka, Daud pun berangan-angan
jadi mahasiswa di sana. Padahal, waktu itu Daud masih seorang siswa kelas 6
sekolah dasar di Kabupaten Tulungagung. Kuliah di MIT memotivasi Daud untuk
giat belajar dan mengukir prestasi. Tanpa prestasi mimpi sukar jadi nyata.
Selain
medali perunggu dan medali emas KSN, Daud mencetak tiga prestasi lain, yaitu
mendapat medali perak untuk cabang Biologi Terintegrasi pada ajang kompetisi
sains madrasah atau KSM (2020); meraih medali perunggu Kompetisi Sains Ruang
Guru Biang Biologi 2021, serta juara ketiga di ajang Medical Science and
Application Competition for High School Students (MEDSPIN) tahun 2021. MEDSPIN
adalah lomba sains kedokteran terbesar se-Indonesia yang diselenggarakan
Universitas Airlangga, Surabaya.
Daud
mengaku tak punya kiat khusus untuk berprestasi. Bahkan, ia mengaku cenderung
santai, tidak suka berolahraga, tidak terlalu ketat mengatur waktu belajar.
Daud lebih suka berorganisasi dan membaca. Di sekolahnya, Daud menjadi
Koordinator Bidang Bahasa Organisasi Santri Intra Ma’had (Osima) Al Qalam.
Ma’had secara umum mirip
pesantren. Ma’had Al Qalam didirikan pada 2010 di bawah naungan MAN 2 Kota Malang.
Pendirian Ma’had Al-Qalam bertujuan untuk mengantarkan santri memiliki
kemantapan akidah, kekhusyukan ibadah, dan keluhuran akhlak sehingga terbentuk
generasi madani, yaitu generasi yang mempunyai kebudayaan hidup islami dan
intelek, serta dapat berprestasi dalam rangka mengemban tugas sebagai hamba dan
khalifah Allah di muka bumi.
Daud
dan beberapa kawannya mengikuti kelas Olimpiade di MAN 2 Kota Malang. Ia biasa
belajar bareng Hilman. Semua siswa
biasa dapat tambahan pelajaran maupun pekerjaan rumah setelah jam sekolah
berakhir. Seluruh siswa kelas Olimpiade pasti mendapat banyak tes saat
menjelang lomba.
“Saya
cuma berusaha giat belajar dan berusaha mencintai ilmunya. Ya, terkadang saya
perlu berusaha lebih keras untuk menjaga semangat belajar sesuai kemampuan
masing-masing. Itu saja sih kiat saya
untuk bisa berprestasi, selain jaga ibadah,” kata pelajar penyuka permainan
Mobile Legends dan doyan membaca majalah Jaya
Baya ini.
Daud
memang lahir di Malang, tapi menamatkan pendidikan dasar di Sekolah Dasar
Negeri 04 Pulosari, Kabupaten Tulungagung, serta sempat satu tahun jadi siswa
di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulungagung, lalu pindah ke SMP Negeri 21 Kota
Malang.
Ia
bersekolah di Tulungagung dan pindah ke Kota Malang seturut pemindahan tugas
kerja ayahnya yang berstatus pegawai negeri Balai Latihan Kerja—sudah pensiun.
Sekolah-sekolah ini mempunyai muatan lokal bahasa Jawa.
“Jadi,
karena kebiasaan belajar bahasa Jawa di sekolah, apalagi di rumah tiap hari
berbahasa Jawa, maka saya senang saja baca majalah Jaya Baya ini walau dibilang bacaannya orangtua. Yang berlangganan
majalah ibu saya, tapi saya yang baca,” kata Daud, bungsu dari empat bersaudara
dari pasangan Andri Nugroho dan Nurlaili.
Nurlaili
mengaku biasa membacakan buku cerita anak-anak yang mengandung motivasi dan
religi pada Daud sebelum tidur. Kalau buku habis dibaca, Nurlaili beli buku
baru dan begitu seterusnya. “Saya juga ngajari baca al-Qur’an. Daud yang baca
ayatnya, saya bacakan terjemahannya,” kata Nurlaili, yang tak punya profesi
lain selain jadi ibu rumah tangga.
Nurlaili
pun ingat betul dirinya suka memberikan motivasi “berupa pepatah berakit-rakit
ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang
kemudian” kepada Daud dan tiga anak lainnya. Pepatah ini mengandung
arti untuk mencapai suatu kesuksesan seseorang harus mau bekerja keras.
“Saya
sering bilang pada Daud, kalau waktu mudamu berleha-leha, maka nanti masa tuamu
susah,” kata Nurlaili. “Waktu SD dan SMP dulu, Daud pernah ikut tes IQ oleh
Unair (Universitas Airlangga), hasilnya sama bahwa IQ Daud tetap 113.”
Ketua
Tim Olimpiade dan Karya Ilmiah Remaja (KIR) MAN 2 Kota Malang Wulaidah
mengatakan, pencapaian Daud dan tiga siswa lain yang mendapat beasiswa kuliah
di luar negeri tidak terlepas dari prestasi mereka di KSN dan ajang lomba
lainnya.
Kata
Wulaidah, penyelenggaraan KSN oleh Kemendikbud dikhususkan bagi para siswa
kelas 12 yang berprestasi pada ajang lomba, kompetisi, atau festival di bidang
sains, riset, teknologi, dan inovasi.
“Prestasi
demi prestasi yang didapat ananda Daud dan empat kawan lainnya inilah yang jadi
modal mengikuti Beasiswa Indonesia Maju dan diterima perguruan tinggi luar
negeri setelah melewati serangkaian seleksi dan program pembinaan yang ketat,”
kata Wulaidah.
Kepala
MAN 2 Kota Malang Mohammad Husnan sangat mensyukuri prestasi Daud dan siswa MAN
2 Kota Malang penerima BIM. Keberhasilan mereka wujud dari pelaksanaan program
“Madu Manja” alias “MAN Dua Menjelajah Dunia.”
Khusus
Daud, Husnan mengaku tak heran dengan pencapaian Daud karena remaja 18 tahun
itu sudah banyak mencetak prestasi, khususnya di bidang biologi.
“Ananda
Daud mengikuti program pembinaan intensif madrasah sejak ia kelas 10. Dia tidak
pernah absen, tekun dan kreatif mengatur ritme belajarnya baik saat belajar
mandiri maupun saat bersama teman sebayanya,” kata Husnan.
Kegigihan
Daud berbuah nilai rapor yang selalu ciamik
dan menempatkannya pada posisi tiga besar secara paralel di sekolah. Selain
unggul di bidang akademik, kata Husnan, Daud mempunyai kecakapan sosial yang
baik, luwes bergaul dan berkomunikasi.
Wakil
Kepala MAN 2 Kota Malang Bidang Humas dan Kerja Sama, Ahmad Thohir Yoga, turut
berbangga atas prestasi Daud dan kawan-kawan.
Saat ini, kata Yoga,
selain para siswa peraih BIM, ada beberapa siswa
yang mendapat beasiswa ke luar negeri melalui program beasiswa yang ditawarkan
LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan), satuan kerja di bawah Kementerian
Keuangan. ABDI PURMONO