Kandang Kambing dan Potret Pers di Malang Raya (4)

Sabtu, Februari 09, 2019
ILUSTRASI: Jurnal Dewan Pers Edisi 17 Juli 2018.

Jangan pernah menggampangkan pekerjaan wartawan dengan hanya berbekal kartu pers, serta menjadikan organisasi wartawan hanya sebagai tempat nongkrong, ketawa-ketiwi, dan main kartu remi.

INDUSTRI media bertumbuh, jumlah organisasi wartawan pun bertambah. Segelintir wartawan muda sempat membahas pembentukan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Reformasi Malang pada 2003.

Berdasar informasi yang saya terima, jauh sebelum saya tiba di Malang pernah ada organisasi wartawan bernama Ikatan Wartawan Republik Indonesia (IWARI) Koordinator Wilayah Malang. Kantor sekretariatnya diketahui berada di Jalan Slamet Supriadi Gang VII No. 34D, Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

IWARI sempat mencatatkan diri dalam sejarah pers nasional meski hidupnya sebentar. Di masa awal reformasi, IWARI bersama 25 organisasi wartawan lainnya menghadiri rapat koordinasi bersama Dewan Pers di Bandung, 5-7 Agustus 1999. Pada 6 Agustus tahun yang sama, seluruh organisasi wartawan yang hadir bersepakat menandatangani pengesahan Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI).[16]

Selebihnya, saya mengetahui kelahiran AJI Malang, IJTI Malang, dan PFI Malang.[17]

Kelahiran AJI, IJTI, dan PFI memang membuat PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi wartawan yang ada di Malang Raya. Namun, harus diakui PWI masih lebih dikenal secara luas terutama oleh lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif di Malang Raya.

Menariknya, tanpa banyak diketahui secara luas oleh komunitas pers dan publik, di Malang Raya ada organisasi wartawan lain: Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI), Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI), Ikatan Wartawan Online (IWO), dan Majelis Pers Nasional (MPN), serta Sindikat Wartawan Indonesia (SWI).[18]

Secara nasional, IWO dibentuk di Jakarta pada 8 Agustus 2012. Kantor DPP IWO beralamat Ruko Bisnis Bona Indah Blok B-1 No. 9 A, Jalan Karang Tengah Raya, Lebakbulus, Jakarta Timur. IWO membuka cabang di beberapa daerah, termasuk Malang.

IWO Malang Raya dibentuk pada 22 Oktober 2017, bertepatan dengan Hari Santri Nasional.[19] Pengurusnya dilantik bersama pengurus DPW IWO Jawa Timur oleh Ketua Umum DPP IWO Jhodi Yudono di Hotel Aster, Kota Batu, pada 16 Desember 2017.[20]

IWO Malang Raya bersekretariat di Jalan Tretes Selatan 1, Kelurahan Rampal Celaket, Kecamatan Klojen, Kota Malang.[21]

PWRI mendeklarasikan diri di Hotel Grand Sahid, Jakarta, pada 1 Oktober 2014. DPP PWRI beralamat di Jalan Balap Sepeda No. 61F, Pulogadung, Jakarta Timur. Seperti halnya IWO, PWRI juga membuka cabang di beberapa daerah.

Kantor sekretariat PWRI Malang Raya diresmikan pada Sabtu, 24 September 2016.[22] Kantornya berlokasi di Gedung Kanjuruhan Blok R/13, Kecamatan Kepanjen, Ibu Kota Kabupaten Malang.

Berbeda dengan IWO dan PWRI yang berdiri dan berkantor pusat di Jakarta, MPN dan SWI sama-sama berdiri di Surabaya. Pendirian MPN dideklarasikan di Gelora 10 November pada 11 April 2017. Salah satu pendiri MPN adalah Persatuan Wartawan Mingguan Indonesia (PWMI).[23]

MPN pusat berkantor di Jalan Kavling Elnusa 121, Kelurahan Parung Serab, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang. Kantor pusat ini diresmikan Ketua Umum MPN Umar Wirohadi pada Sabtu, 20 Januari 2018.

Di Provinsi Jawa Timur, MPN mempunyai empat koordinator wilayah: Malang Raya, Tuban, Bojonegoro, dan Banyuwangi. Keempat koordinator wilayah ini dikukuhkan bersama oleh Umar Wirohadi dalam rapat konsolidasi dan diskusi bertema “Pertajam Tulisan Bersama Membangun Negeri” yang diadakan di Aula Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pasuruan, Selasa, 12 Desember 2017.[24]

Tidak diketahui pasti lokasi MPN Malang Raya berkantor kecuali dugaan mereka berkantor di wilayah Kecamatan Singosari. Sejauh ini baru diketahui pula MPN Malang Raya dikoordinir oleh Joko, wartawan tabloid Doreng.

Ada satu hal menarik yang kiranya perlu dicatat. Dalam acara halalbihalal sekaligus rapat konsolidasi korwil MPN se-Jawa Timur di Kabupaten Mojokerto, Sabtu, 7 Juli 2018, Sekretaris Jenderal MPN Udi Laksono menyatakan MPN mewadahi wartawan, pimpinan redaksi, perusahaan pers, dan organisasi media. MPN berperan penting untuk mencetak wartawan dengan resep “4T”, yakni tanggap, tangguh, tanggon (berkelanjutan), dan trengginas.[25]

Informasi tentang IWO, PWRI, dan MPN cukup mudah didapat, tapi tidak untuk SWI. Sangat sedikit informasi tentang SWI yang bisa diperoleh: SWI dibentuk dan berpusat di Surabaya pada 12 Juli 2017, dengan ketua umum Dedik Sugianto. SWI memakai logo sepasang pisau dalam lingkaran rantai dengan latar warna merah-putih.[26]

SWI berencana membentuk kepengurusan wilayah di seluruh Indonesia dan untuk sementara sudah terkoordinir 24 wilayah kota/kabupaten.[27]

Kehadiran SWI di wilayah Malang Raya diketahui secara tidak sengaja ketika seorang pria berkemeja hitam-putih terlihat menghadiri acara jumpa pers di Markas Kepolisian Resor Malang Kota, Selasa, 24 April 2018. Di bagian punggung kemeja tercetak akronim SWI dan kepanjangan namanya.

Dari lima organisasi wartawan tadi, hanya AWPI yang dibentuk di Kota Malang. Pembentukan AWPI dideklarasikan di Hotel Gajahmada, Kota Malang, pada 29 November 2014.[28]

Belum diketahui jumlah cabang dan anggota AWPI. Yang sudah diketahui, antara lain, DPC AWPI Malang Raya diketuai Sri Agus Mahendra, yang juga dikenal sebagai Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Kabupaten Malang.[29]

AWPI Malang juga memiliki Garda AWPI alias AWPI Press Guard alias Brigade 5822 Trisula Sakti.[30] AWPI juga cukup aktif melakukan kegiatan sosial-kemanusiaan untuk menolong masyarakat, salah satu caranya adalah dengan menyediakan ambulans gratis.[31]

PWRI Malang Raya juga memiliki program amal sejenis. Program bedah rumah merupakan salah satu program kerja mereka di tahun 2018. Program bedah rumah yang diperkirakan menghabiskan dana antara Rp 25 juta sampai Rp 35 juta per unit itu bertujuan memposisikan PWRI Malang Raya sebagai organisasi yang bermanfaat untuk masyarakat. 

Hal tersebut ditegaskan Akhmad Dahri, Wakil Ketua PWRI Bagian Kabupaten Malang, di bawah ini yang saya kutip sesuai salinan aslinya:

“Jadi pada intinya marilah kita ini termasuk orang rusak jadi itung-itung kita beramal membantu orang-orang yang tidak mampu yang berada di sekeliling kita, selain itu dengan adanya PWRI di Malang Raya ini biar lebih bermanfaat untuk masyarakat banyak.”[32]

Kehadiran PWI, AJI, IJTI, PFI, IWO, PWRI, AWPI, SWI, dan MPN sangat patut diapresiasi sebagai ikhtiar untuk memperjuangkan kebebasan pers, menciptakan media dan wartawan yang profesional, serta menyejahterakan pekerja pers.

Organisasi wartawan tinggal merawat dan menjaga kebebasan pers di Malang Raya yang sudah cukup bagus. Tugas terberatnya adalah mendidik dan melatih anggota menjadi wartawan yang profesional dan sejahtera.

Sudah sepatutnya organisasi wartawan terus mendorong anggotanya untuk lebih aktif belajar, senang berdiskusi, rajin mengikuti pelatihan sampai mengikuti uji kompetensi. Organisasi wartawan juga berkewajiban menekankan kepada anggotanya bahwa pekerjaan wartawan merupakan profesi yang sublim dan menuntut kualifikasi pendidikan, keterampilan khusus, standar kompetensi, organisasi, dan kode etik. Wartawan bukan sekadar juru ketik, apalagi cuma menjadi “wartawan tukang”.

Makanya, saya senang melihat organisasi wartawan yang aktif menggelar diskusi dan pelatihan. IWO Malang Raya, misalnya, bekerja sama dengan Lembaga Supremasi Media Indonesia (Lasmi) mengadakan pendidikan dan pelatihan jurnalistik tingkat dasar pada Jumat, 30 Maret 2018.[33]

Lasmi didirikan oleh Moch. Geng Wahyudi, salah seorang tokoh masyarakat Malang yang juga Dewan Penasihat DPW Partai Nasdem Jawa Timur.[34] Kegiatan itu akan dirutinkan tiap tahun dan pesertanya tidak dipungut bayaran sepeser pun.

Sebelumnya, AWPI Malang Raya menggelar pelatihan jurnalistik di objek wisata Petik Madu, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang pada Minggu, 18 Maret 2018. Kegiatan ini ditujukan untuk memperbaiki dan mengasah wartawan yang menjadi anggota AWPI.[35]

Kapasitas kemampuan anggota yang meningkat belum tentu meningkatkan kesejahteraan anggota. Menyejahterakan wartawan sebenarnya merupakan kewajiban pertama perusahaan media. Ketika perusahaan media malas dan gagal menyejahterakan wartawannya, organisasi wartawan bisa mendorong anggota untuk berani menuntut hak-haknya baik secara perorangan maupun lewat serikat pekerja.

Organisasi wartawan harus berani mengingatkan pengusaha media untuk tidak melulu mengejar keuntungan sebesar-besarnya tapi mengabaikan kewajiban menyejahterakan wartawannya. Organisasi wartawan memang harus berani pasang badan membela anggotanya di depan juragan media, bukan malah menjadi pembela dan pelindung sang juragan.

Selain itu, organisasi wartawan juga harus berani membela anggota dan wartawan non-anggota yang mengalami kekerasan. Jangan sangat lambat bereaksi dan bahkan diam saja. 

Organisasi wartawan boleh-boleh saja mencari dana untuk menghidupi diri, tapi janganlah sampai menabrak etika dan menghalalkan segala cara.

Idealnya, organisasi wartawan di daerah dan pusat harus mampu mandiri tanpa bantuan maupun meminta dana pada pemerintah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ingat, APBN dan APBD itu uang rakyat, maka janganlah disikat

Supaya berumur panjang, para pengurus organisasi wartawan di Malang Raya perlu memperjelas tujuan mereka berorganisasi; berwawasan jauh ke depan (visioner), dan adaptif terhadap perkembangan zaman.

Ah, barangkali saya terlalu muluk-muluk menulis begitu sehingga boleh saja tulisan saya ini dipenuhi utopia. 

Padahal, saya ingin menggarisbawahi bahwa jangan pernah menggampangkan pekerjaan wartawan dengan hanya berbekal kartu pers, serta menjadikan organisasi wartawan hanya sebagai tempat nongkrong, ketawa-ketiwi, dan main kartu remi. ABDI PURMONO




[16] Lihat buku saku Dewan Pers 2000-2003 yang diterbitkan atas kerja sama Dewan Pers dengan Yayasan Jurnalis Independen.

[17] Pembentukan AJI Malang ditujukan untuk mendobrak kondisi pers di Malang Raya yang selama bertahun-tahun banyak tersubordinasi dan terkooptasi oleh kekuasaan politik dan kaum pemodal sehingga pers lebih banyak berperan sebagai mitra penguasa politik dan pemilik modal ketimbang menjadi pengontrol.

[18] Selain AWPI, PWRI, IWO, MPN, dan SWI, masih ada sekitar 55 organisasi wartawan lagi di Indonesia. Jumlah ini tidak termasuk PWI, AJI, dan IJTI yang sudah jadi konstituen Dewan Pers. Jumlah 60 organisasi wartawan itu saya hitung berdasarkan logo organisasi wartawan yang saya kumpulkan dari internet. Saya tidak menghitung berdasarkan jumlah organisasi wartawan yang masih hidup maupun organisasi wartawan yang sudah mati.

Dari 60 organisasi wartawan itu, tak lebih dari 5 organisasi yang tercatat pernah bersepakat dan menandatangani pemberlakuan Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI) pada 6 Agustus 1999 maupun yang bersepakat menandatangani pemberlakuan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) pada 14 Maret 2006. KEWI diganti KEJ. Pemberlakuan KEWI ditandatangani 26 organisasi wartawan dan pemberlakuan KEJ diteken 29 organisasi wartawan. Sedangkan AWPI, PWRI, IWO, MPN, dan SWI berdiri setelah pengesahan KEWI dan KEJ.

[19] Sinarpos.co.id, Pengurus Ikatan Wartawan Online Malang Raya Terbentuk Bertepatan dengan Hari Santri, Minggu, 22 Oktober 2017. 

[20] Beritalima.com, IWO Jatim dan Malang Raya Resmi Dilantik, Sabtu, 17 Desember 2017.  

[21] Sigap88.com, IWO Malang Raya Bentuk Tim Investigasi Penyelewengan Dana Hibah PDAM, Selasa, 24 Juli 2018.
   
[22] Suarajatimpost.com, Kantor DPC PWRI Malang Raya Diresmikan, Sabtu, 24 September 2016.

[23] Sorottransx.com, Kisah sejarah Terbentuknya Majelis Pers Nasional (MPN) di Pendopo THR Surabaya, Minggu, 19 November 2017.

[24] Lapan6online.com, MPN Pusat Gelar Konsolidasi, Sekaligus Pengukuhan 4 Korwil Wilayah di Jawa Timur, Kamis, 14 Desember 2017.

[25] Bharani.id, Halalbihalal Ketum MPN, dan Rapat Konsolidasi Korwil Seluruh Jatim, Sabtu, 7 Juli 2017.

[26] Sindikatwartawan.blogspot.com, Sindikat Wartawan Indonesia, Sabtu, 11 November 2017.

[27] Pewartamadiun.net, Organisasi Wartawan (SWI) Sindikat Wartawan Indonesia Dibentuk, 12 Juli 2017.

[28] Beritahukum.com, Deklarasi Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) di Kota Malang, Senin, 1 Desember 2014.

[29] Medianasional.id, AWPI Malang Raya dan Ormas Pemuda Pancasila Turut Serta Mengawal Kegiatan Bina Desa, Selasa, 31 Juli 2018.  

[30] Tabloiddimensinews.simplesite.com, AWPI Merujuk kepada Dua Peraturan: UU Pers dan UU Ormas, Senin, 5 Juni 2017.

[31] Beritaoposisi.co.id, Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia ‘AWPI’ Malang Raya, Bergerak Tanpa Batas, Jumat, 7 September 2018.

[32] Investigasi.today, DPC PWRI Malang Raya Gelar Rapat Program Kerja 2018, Jumat, 8 Desember 2017.

[33] Fokusjatim.net, Tingkatkan Profesionalisme Wartawan, LASMI dan IWO Gelar Pendidikan dan Latihan Jurnalistik, Sabtu, 31 Maret 2018.

[34] Kombespagi.com, Lasmi Mengadakan Kegiatan Diklat Jurnalistik Tingkat Dasar, Sabtu, 31 Maret 2018.   

[35] Medianasional.id, AWPI Malang Raya Adakan Pelatihan Jurnalis di Wisata Petik Madu, Lawang, Minggu, 18 Maret 2018.  


Share this :

Previous
Next Post »