Meranggas Bukan Pertanda Pohon Jati Mau Mati

Sabtu, Juli 21, 2018
Hutan jati di lintasan jalan raya Situbondo-Banyuwangi, 13 Juli 2018. Foto-foto: ABDI PURMONO


BANYAK orang mengira pohon-pohon jati yang meranggas di musim kemarau pertanda sang pohon akan mati.

Justru sebaliknya. Meranggas merupakan cara alamiah pohon jati bertahan hidup di musim kemarau. Pohon jati menggugurkan daun-daunnya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Pohon jati bisa mati apabila atau transpirasi terus berlangsung. 



Transpirasi adalah proses hilangnya air dan karbon dioksida dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah. Transpirasi terjadi di siang hari panas melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti stomata (mulut daun), lubang kutikula (celah batang), dan lentisel (daerah pada kulit kayu yang berisi sel-sel yang tersusun lepas) oleh proses fisiologi tanaman. Pelepasan air dalam bentuk uap air ke udara bebas disebut evaporasi.

Semakin cepat laju transpirasi, maka kian cepat pengangkutan air dan zat hara terlarut. Begitu pula sebaliknya.

Kandungan air di musim kemarau memang berkurang. Tidak semua tanaman mengalami proses penguapan atau transpirasi. Tanaman yang mengalami transpirasi secara berlebihan bisa kehilangan banyak air dan lama-kelamaan menjadi layu dan kemudian mati. Tanaman yang mati karena kekeringan berarti gagal beradaptasi.

Sedangkan pohon jati bertipe pohon yang tangguh dan pemberani. Ia menyimpan stok air di dalam akarnya sehingga mampu bertahan hidup sampai musim hujan tiba.

Demikianlah pohon jati beradaptasi di musim kerontang. Semoga tulisan pendek ini berguna. ***

Share this :

Previous
Next Post »