Libur Lebaran, Film Darah Biru Arema 2 Diputar di Kota Malang

Jumat, Juni 08, 2018

Jumpa pers seusai pemutaran perdana Darah Biru Arema 2 di Movimax Dinoyo, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis siang, 6 Juni 2018. Foto-foto: ABDI PURMONO

MALANG — Warga Malang Raya mendapat tontonan baru selama libur Lebaran nanti. Film Satu Jiwa untuk Indonesia alias Darah Biru Arema 2 atau DBA 2 akan diputar mulai 21 Juni sampai 27 Juni 2018.

Sebanyak 10 ribu tiket disediakan bagi pecinta klub sepak bola Arema alias Aremania dan Aremanita. Mereka dapat menyaksikan film ber-genre drama komedi itu di bioskop jaringan Movimax yang tersebar di tiga tempat di Kota Malang, yakni Movimax Sarinah, Movimax Dinoyo, Aurora Cinemas.

“Untuk sementara film DBA 2 baru bisa disaksikan di bioskop di Malang saja,” kata Produser DBA 2 Vicky Arief Herinadharma dalam jumpa pers usai pemutaran perdana DBA 2 bagi kalangan jurnalis di Movimax Dinoyo, Kamis siang, 6 Juni 2018.

Vicky mengakui, film berdurasi 110 menit itu belum mendapat kepercayaan untuk ditayangkan di luar Malang. Produser, sutradara, rumah produksi, dan para pemain memang orang baru. Sebanyak 80 persen kru dan pemeran yang terlibat dalam DBA 2 asli arek Malang. Vicky menyadari betul, identitas “kedaerahan” DBA 2 belum tentu bisa menarik minat publik yang bukan suporter klub Arema.

Tapi justru itulah tantangan menarik yang ingin ditaklukkan Vicky dan kawan-kawan. Vicky menyatakan tantangan dan segala risiko yang diperhitungkan, termasuk risiko kalah bersaing dengan film-film karya sineas terkenal di Indonesia dan terutama film-film produksi Hollywood.

“Setidaknya, DBA 2 bisa mendapat tempat di hati Aremania dan Aremanita. Julukan suporter Arema tidak hanya dikenal di Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu), tapi juga dikenal di banyak kota lain di Indonesia,” ujar Vicky.

Vicky tidak menyangkal saat disebut DBA 2 sebagai proyek idealis yang tidak berorientasi pada laba semata. Lewat DBA 2, mereka ingin menyebarluaskan nilai dan spirit “salam satu jiwa”-nya Aremania untuk kemajuan dan perdamaian sepak bola Indonesia.

Lewat DBA 2, kata bekas Ketua Kine Klub Universitas Muhammadiyah Malang itu, mereka ingin menciptakan sejarah industri kreatif di Malang. Lima perusahaan terlibat dalam pembuatan DBA 2 selama dua tahun, yakni Paradise Picture, Equator Cinema, Kamera Malang, Profile Image Studio, dan Tagarap Digital Agency. Kerja sama kelima perusahaan didasari keresahan melihat fenomena industri perfilman Indonesia yang terlalu Jakarta-sentris.

“Malang dengan berbagai potensinya sangat sayang jika hanya dipakai sebagai lokasi syuting bagi film maker dari luar. Makanya, melalui DBA 2 kami ingin menciptakan ekosistem industri film yang kuat di Malang,” kata Vicky.


Taufan Agustyan, sang sutradara, menyatakan cerita DBA 2 bukan hanya tentang sepak bola, tapi tentang nilai-nilai persaudaraan yang terkandung dalam “salam satu jiwa”. Nilai-nilai persaudaraan ini harusnya bisa mengatasi segala perbedaan di kalangan Aremania. Sangat disadari begitu banyak faksi Aremania sekarang ini gara-gara dampak kisruh sepak bola Tanah Air.

Film DBA 2 merupakan kelanjutan dari DBA 1 yang dirilis pada 2014. DBA 1 berdurasi 35 menit dan ceritanya berfokus pada tokoh Pacho Rubio (Mohammad Aminuddin), fans fanatik Arema yang ingin menjadi pemain Singo Edanjulukan klub Arema.

Sedangkan dalam DBA 2 berpusar pada cerita tiga pasangan tokoh: Pacho dan Erik Cantona (Rafiqi Akbar Wakid) sebagai teman satu kelas di SMP di SMP Negeri 1 Dau, Kabupaten Malang; kakak beradik Sekar (Justine Viddy) dan Sari (Triwida Wulandari) di Kota Malang, serta pasangan suami-istri Rohman (Dimyati Ruchin) dan Anna (Maria Carolina) di kampung transmigrasi di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Pacho masih terobsesi menjadi sepak bola andal. Ia bertemu Erik, murid baru pindahan dari Jakarta. Meski awalnya mereka tidak akur, tapi akhirnya mereka kompak bekerja sama dalam sebuah turnamen sepak bola. Namun, di partai final, Erik absen membela timnya. Dalam suratnya kepada Pacho, Erik mengaku tak bisa ikut karena ia sedang galau berat akibat kedua orangtuanya bercerai.

Di tempat lain, Sekar ingin menjadikan komunitas Aremanita buka sekadar pemanis stadion. Aremanita juga bisa jadi suporter yang militan dan tertib. Dia ingin lagu ciptaannya, Darahku Biru Selalu, dinyanyikan oleh para supoter di dalam dan di luar stadion.


Sayang, Sekar belum meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Impian Sekar diteruskan adiknya, Sari.

Sedangkan Rohman lahir di Kalimantan, tapi sangat mencintai tanah kelahiran orangtuanya. Rohman sangat fanatik dan kerap berkumpul dengan Aremania perantauan di sana.

Begitu banyak perhatian dan pengorbanan yang diberikan Rohman untuk Arema dan komunitas Aremania sampai ia lupa memberi perhatian pada sang istri. Anna sering memprotes Rohman dan bahkan minggat dari rumah.

Alur cerita berlangsung lancar dan ringan sepanjang 110 menit. Film ini tidak membosankan karena banyak adegan dan gimmick yang kontemplatif sekaligus menghibur. Hiburan makin terasa dengan keterlibatan grup band Tani Maju dalam pembuatan film. ABDI PURMONO




Share this :

Previous
Next Post »
2 Komentar
avatar

Bang... Garagara baca unggahan mas Han Farhani di igenya, saya gajadi beli tiket ini pilem. Aduuh... Gimana ini wks wks wks.

Balas
avatar

@Poppy: jadilah dirimu sendiri, jangan gampang terpengaruh persepsi orang lain. Sebaiknya ditonton saja, enggak rugi kok. :)

Balas