Penduduk Malang Tolak Pembuatan Film Horor Gunung Kawi

Selasa, Juli 19, 2016
Gugusan Gunung Kawi difoto dari Blok Bendolawang, Desa Ngadirejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu, 31 Juli 2013.
Foto: ABDI PURMONO

MALANG — Warga Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menolak rencana pembuatan film berjudul Gunung Kawi. Film bergenre horor komedi ini akan dibuat rumah produksi Digital Film Media, yang beralamat di Jalan Tebet Timur Dalam II/3, Jakarta Selatan.

Menurut Juru Kunci Pesarean Gunung Kawi Tjandra Jana, selain ditolak warga, keluarga besar pengelola atau juru kunci pesarean Eyang Jugo alias Kiai Zakaria juga ikut menolak syuting film yang disutradarai Nayato Fia Nuala itu karena tidak sesuai dengan fakta dan sejarah keberadaan pesarean Gunung Kawi.

Alasannya, film Gunung Kawi dianggap melecehkan keberadaan pesarean Gunung Kawi yang digambarkan sebagai tempat pesugihan yang lekat dengan kegiatan klenik untuk mencari kekayaan dan jodoh. Citra negatif ini tergambar dalam sinopsis film yang direncanakan berdurasi 90 menit tersebut.

“Warga kami resah karena pesarean kami dituding sebagai lokasi ritual pesugihan. Padahal, di sini ada makam aulia (orang suci), wali, dan pelaku syiar Islam,” kata Jana, Senin, 18 Juli 2016.

Jana mengetahui rencana pembuatan dan sinopsis film Gunung Kawi dari informasi yang diberikan keponakannya pada Kamis pekan lalu. Sang keponakan sedang berada di sebuah hotel di Malang dan menerima tamu dari Jakarta. Si tamu kemudian cerita akan menggarap film Gunung Kawi. Jana dan beberapa kawan lalu mencari lebih lengkap informasi terkait pembuatan film tersebut, lengkap bersama sinopsisnya. Caranya dengan membuka website Digital Film Media.

Dari website itu makin jelas gambaran perihal Gunung Kawi versi pembuat film. “Informasi itu kami teruskan ke kepolisian dan pemerintah desa. Lalu dibuat keputusan pada Sabtu (16 Juli) kemarin untuk menolak pembuatan film itu,” ujar Jana.

Jana menegaskan, hingga kini warga menolak rencana kedatangan rombongan kru film untuk mengambil gambar di lokasi pesarean maupun di keraton Gunung Kawi. Rencananya, rombongan kru film akan tiba di Gunung Kawi pada 21 Juli nanti.

“Belum ada tanggapan dari produser film. Kami tetap menolak,” jawab Jana pada Selasa, 19 Juli 2016, saat ditanya mengenai ada-tidaknya tanggapan dari produser film Gunung Kawi.

Proses produksi di Kabupaten Malang akan dikerjakan mulai bulan Juli sampai Agustus mendatang setelah kegiatan syuting pertama di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi selesai pada Mei lalu. Ditargetkan seluruh proses produksi rampung pada Agustus sehingga bisa ditayangkan di layar bioskop pada 2016 atau tahun depan.

Sinopsis film dibuat Erry Solid. Dalam sinopsis digambarkan gunung setinggi 2.551 meter di atas permukaan laut itu menjadi tempat praktek pesugihan sekaligus tempat persekutuan manusia dengan makhluk gaib seperti hantu dan tuyul. Ada penyebutan kerupuk tuyul di dalam sinopsis. Sudah begitu, sosok Mbah Kawi digambarkan sebagai sosok angker.

Digambarkan pula jika pohon dewandaru yang ada di lokasi pesarean merupakan lokasi paling mustajab bagi siapa pun yang ingin melakukan meditasi maupun bertapa sebagai proses lelaku pesugihan yang diinginkan. Lalu digambarkan jin Gunung Kawi murka dan meneror orang yang mencuri daun dewandaru.

Kepala Desa Wonosari Kuswanto mengatakan, rencana pembuatan film Gunung Kawi belum dilaporkan kepada pihaknya. Mereka yang terlibat dalam pembuatan film belum menemui dirinya maupun aparat pemerintah desa lainnya untuk kulonuwun maupun meminta izin. “Seharusnya mereka tahu Gunung Kawi tempat yang kami sakralkan,” ucap Kuswanto.

Film Gunung Kawi dibintangi aktor senior Roy Marten (berperan sebagai Drajat), Indra Birowo (Sarwono), Yoes Astawan (Mbah Kawi), serta beberapa pendatang baru di dunia lebar seperti Roro Fitria (Roro), Lawra Incha (Bella), Shalimar Malik (Shalimar), Jordi Onsu (Vieuw), Ryan Wijaya (Rian), Reymon Knuliqh (Jono), Maxime Bouttier (Adit), Yova Gracia (Indah), dan Laras Syerinta (Rebecca). Seluruh artis berada dalam naungan Headline and Stage Management.

Pembuatan film diproduseri Shankar R.S, produser berdarah India yang dikenal sebagai pemilik Indika Entertainment. Perusahaan pembuat film ini kerap memproduksi film bergenre horor.

Diminta tanggapannya, Sekretaris Direksi Digital Film Media Iyusnika Anela Sianturi mengaku belum mengetahui adanya penolakan warga Wonosari terhadap film Gunung Kawi. Dia hanya mengatakan segera menyampaikan hal itu pada bosnya. ABDI PURMONO


Klik: 

Penduduk Tolak Rencana Pembuatan Film Horor Gunung Kawi

Share this :

Previous
Next Post »