Mencari Kehangatan Air Cangar

Jumat, Mei 29, 2009
KORAN TEMPO Edisi Jawa Timur, Sabtu, 29 Mei 2009


Foto-foto: ABDI PURMONO

MENDUNG tidak membuat Samiah cemas. Kamis pekan lalu, wajah perempuan berumur 60 tahun ini masih kelihatan segar ceria meski baru menuntaskan dua setengah jam perjalanan bersepeda motor dari Surabaya ke lokasi pemandian air panas di wisata alam Cangar yang terletak di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

Samiah dibonceng Muhammad Roem, si putra bungsu nomor 10. Roem, 26 tahun, memboncengkan sang ibu dengan sepeda motor dari tempat tinggal mereka di Kelurahan Barata Jaya, Kota Surabaya, dengan melintasi Pacet, Mojokerto. "Saya dua kali ke sini (Cangar) untuk melihat keindahan ciptaan Allah," kata Samiah kepada Tempo.

Wisata alam Cangar tak melulu menawarkan keindahan, tetapi juga harapan kesembuhan bagi sebagian orang. Mbok Minten, warga Sukun, Malang, saat dijumpai Tempo, tengah berendam di air panas Cangar. Menurut Juni Aida, anak perempuan Mbok Minten, ibunya sudah dua kali ke Cangar untuk menyembuhkan penyakit rematik yang dideritanya. "Kalau penyakit ibu saya kambuh, ya, saya bawa ke sini," katanya.

Apa pun tujuannya, air panas Cangar tetap menjadi salah obyek wisata menarik di Kota Batu. Tiap harinya Cangar dikunjungi sekitar 150 pengunjung, bahkan saat hari libur, jumlahnya mencapai ribuan orang. "Sebagian besar datang untuk mencari kesembuhan," kata Edy Sutrisno, 28 tahun, petugas loket di pintu masuk wisata Cangar.

Air panas Cangar, kata Sutrisno, diyakini sebagian orang bisa menyembuhkan berbagai penyakit, dari penyakit kulit hingga penyakit lumpuh. "Pernah ada orang badannya lumpuh, setelah ke sini beberapa kali, badannya bisa normal," kata Edy.

Jumlah pengunjung di kawasan ini terus meningkat. Salah satu penyebabnya ialah karena akses jalan ke Cangar semakin baik. Tujuh tahun lalu, Cangar masih terkesan sebagai daerah terpencil. Selain sebagian jalannya masih tanah becek, jalan menuju Cangar kurang banyak dilengkapi rambu penunjuk jalan.

Tetapi, kondisi tersebut kini sudah berubah karena wisata alam Cangar terus dibenahi. Di tempat ini tersedia kantin, kamar ganti pakaian, musala, pendapa, bumi perkemahan (camping ground), lahan persemaian (nursery), pondok wisata (guest house), serta jogging track.

Kesejukan dan keteduhan di sepanjang rute joging begitu terasa. Sesekali terdengar kicauan burung. Pengunjung pun dapat menikmati anggrek hutan--yang terlarang dipetik--dan paku-pakuan. Kalau beruntung, pengunjung bisa melihat monyet atau kijang yang tengah melintas di kawasan ini.

Sementara itu, di lokasi persemaian yang berada di sepanjang jalan masuk melalui gerbang selatan, terdapat kegiatan pembibitan beberapa jenis pohon endemik di Taman Hutan Raya Raden Soerjo, antara lain cemara gunung, anggrung, kesek, tutup, dan suren. Bibit-bibit tanaman ini nantinya untuk merehabilitasi lahan kritis di kawasan wisata dan hutan Cangar.

Namun, tetap saja kolam air panas Cangar yang menjadi pusat tujuan para wisatawan. Luas kolam air panas ini--terdiri atas lima kolam, sekitar 0,5 hektare dan bersumber dari lima mata air dari gunung Welirang. Gunung Welirang terletak pada satu gugusan dengan gunung Arjuno, Anjasmoro, dan Gunung Ringgit

Selain berendam di air panas, biasanya pengunjung juga mendatangi gua peninggalan tentara Jepang pada zaman Perang Dunia II. Ada sejumlah gua Jepang di lokasi ini, antara lain Gua Tujuh Pintu, Gua 20 Pintu, dan Gua Pitik. "Ada pengunjung yang suka bersemedi di gua tersebut," kata Sugianto, petugas wisata alam Cangar.

Sebenarnya, masih banyak lagi tempat rekreasi yang ada dalam kawasan Tahura Raden Soerjo ini. Antara lain pemandangan alam Gunung Gajah Mungkur, air terjun Watu Ondo, air terjun Cangar, air terjun Kutukan Sendi, dan air terjun Tretes.

Air terjun Tretes  merupakan air terjun  tertinggi di Jawa
Timur dengan  ketinggian sekitar 170  meter dan berada wilayah Kabupaten    Jombang. Air terjun  ini merupakan hulu  sungai Sumber Watu  Bonakah, yang  memiliki panorama indah di Gunung Jurang Guah.

Kelebihan-kelebihan ini membuat keberadaan Tahura Raden Soerjo sangat penting. Taman hutan raya ini juga menjadi sumber air sejumlah sungai di Jawa Timur, termasuk Sungai Brantas yang amat berguna bagi jutaan rakyat Jawa Timur.



Dari Rusa hingga Tekukur 

Wisata alam Cangar terletak di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo. Tahura Raden Soerjo merupakan gabungan kawasan hutan lindung seluas 22.908 hektare dan Cagar Alam Arjuno Lalijiwo seluas 4.960 hektare. Curah hujan rata-rata 2.500 sampai 4.500 milimeter per tahun, dengan suhu udara rata-rata 10-15 derajat Celsius.

Kawasan Hutan Arjuno Lalijiwo ditetapkan menjadi Taman Hutan Raya Soerjo berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan pada 19 September 1992. Sedangkan pembangunannya dimulai pada 20 Juni 1992 dan diresmikan pada 19 Desember 1992.

Kawasan Taman Hutan Raya Soerjo berada dalam lima daerah di Jawa Timur, yakni Kabupaten Jombang, Mojokerto, Pasuruan, Malang, dan Kota Batu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam, Taman Hutan Raya Soerjo bertujuan untuk pelestarian alam yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, pariwisata, hingga rekreasi.

Tanaman di Taman Hutan Raya Soerjo didominasi jenis cemara (Casuarina junghuniana), saren (Toenasureni), pasang (Quercus lincata), kemelandingan gunung (Mycura javabica), dan tumbuhan padi-padian (Sarghum vitidumvakl). Satwa di Taman Hutan Raya Soerjo antara lain rusa (Cerous timorensis), kijang (Muntiacus muncak), babi hutan (Sus srofa), dan berbagai jenis burung seperti tekukur dan kerenda.

Taman Hutan Raya Soerjo dapat dijangkau dengan mudah dari Surabaya, Malang, Pasuruan, Mojokerto, dan Jombang. Dari Malang harus melewati wilayah Kota Batu sejauh 38 kilometer. Dari Mojokerto, pengunjung melewati Pacet sejauh 30 kilometer hingga ke Cangar.

Lokasi ini juga bisa ditempuh dengan rute Surabaya-Pandaan-Prigen-Tretes sepanjang 74 kilometer dengan kendaraan umum. Setelah turun di Tretes-Pasuruan, pengunjung bisa melanjutkan dengan berjalan kaki menuju pondok Welirang, padang rumput Lalijiwo, terus ke Gunung Welirang, lalu turun Cangar dengan waktu tempuh sekitar 12 jam. Karena jauh dan berliku, rute ini bukan rute favorit bagi pengunjung. ABDI PURMONO 


http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/05/29/Berita_Utama__Jatim/krn.20090529.166481.id.html

Share this :

Previous
Next Post »