Memanusiakan Pembantu Rumah Tangga

Kamis, September 03, 2015
Ini kisah nyata dan saya tak bermaksud bersikap rasialis saat menceritakannya.
Minggu, 16 Agustus 2015. Saya bersama dua orang kerabat dari Kota Medan sedang menikmati menu makan siang di pusat jajan Taman Safari Indonesia II alias Taman Safari Prigen di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Kami duduk bersebelahan meja dengan pasangan muda berwajah oriental yang membawa seorang bayi dan seorang pembantu. Sang majikan menikmati mie goreng dan sang pembantu berjongkok menyuapi sang bayi yang duduk di kereta bayi.
Berselang sekitar 20 menit, kami melihat majikan perempuan bangkit dari tempat duduk sambil menyerahkan piring berisi sisa mie goreng kepada pembantunya yang masih berjongkok di depan kereta bayi. Si Mbak yang mengaku berasal dari Surabaya ini tampak kikuk dan cuma menyuapkan dua sendok mie goreng ke mulutnya. Tampak betul dia tak menikmati makanan tersebut.
Saya hampir menegur pasangan suami istri tersebut bila saja tidak dicegah kerabat saya. Kami hanya bisa bersikap prihatin di saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia Ke-70 tinggal sehari lagi. Saya membatin, masih banyak sekali orang Indonesia yang dijajah bangsanya sendiri.
Alangkah baiknya bila si majikan membawakan bekal makanan yang sangat layak bagi si pembantu. Jika malas bawa bekal, berilah uang kepada si Mbak agar dia bisa membeli makanan. Bagaimana pun, kendati majikan tak mampu memberi gaji yang layak, pembantu tetap berhak diperlakukan secara manusiawi. Memanusiakan manusia.
Semoga kejadian itu bersifat kasuistis saja, bukan kenyataan yang biasa terjadi di mana-mana di Indonesia.
--------------------------------------
Catatan ini pertama kali saya tayangkan di akun Facebook saya:

Share this :

Previous
Next Post »