Ngengat Atlas

Minggu, Juni 21, 2015





















NGENGAT atlas ini saya potret saat menempel pada sebuah bodi mobil di Jalan Bandung, Kota Malang, pada Sabtu siang, 24 Januari 2015. 

Semua orang yang berada di dekat saya mengira saya sedang memotret kupu-kupu besar. Jujur, saya pun semula menyangka begitu lantaran saya belum pernah melihat ngengat atlas. Dari beberapa sumber, terutama dari ensiklopedia serangga versi National Geographic, saya rangkumkan catatan perihal ngengat atlas. 

Ngengat atlas atau Attacus atlas merupakan salah satu ngengat terbesar di dunia. Dalam posisi lanskap, bentangan kedua sayapnya bisa selebar ukuran kertas A4 sehingga ngengat atlas sering dikira burung saat terbang.

Di Cina, ngengat atlas disebut ngengat kepala ular karena perpanjangan pada ujung saya depannya mirip kepala ular.

Ngengat atlas sulit ditemukan di alam liar. Umumnya mereka terbang di malam hari—disebut binatang nokturnal. Ngengat dewasa tidak mempunyai belalai atau proboscis untuk makan sehingga masa hidup mereka pendek. Mereka mungkin bisa bertahan hidup satu-dua minggu tergantung persediaan lemak dan karena itu mereka mempunyai waktu terbatas untuk mencari pasangan dan bertelur.

Sedangkan larva ngengat atlas memakan daun jeruk tertentu dan pohon berdaun hijau lainnya.

Ngengat atlas berhabitat di hutan tropis dan subtropis, serta semak belukar. Jadi, bila merujuk habitat dan “jam terbang”-nya, ngengat atlas yang saya potret boleh jadi ngengat yang kesasar atau salah tempat. Saya menduga ia berasal dari deretan pohon mahoni besar di sepanjang Jalan Bandung.























Nama lain ngengat adalah gegat. Padanan nama ini ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Namun, umumnya, orang-orang lebih mengenal kupu-kupu ketimbang ngengat. Padahal spesies ngengat lebih banyak dari kupu-kupu. Sama-sama masuk dalam ordo Lepidoptera, jumlah spesies ngengat mendominasi sebanyak 89-94 persen berbanding 6-11 persen jumlah spesies kupu-kupu. 

Ngengat dan kupu-kupu mempunyai banyak kesamaan. Kesamaan yang paling kentara tampak pada sisik yang menutupi tubuh dan sayap. Sisik ini sejatinya merupakan bulu-bulu halus.

Antena menjadi pembeda paling mencolok antara ngengat dan kupu-kupu. Antena kupu-kupu panjang dan melingkar di bagian pucuknya. Sedangkan antena ngengat berbulu dan bergerigi.

Secara umum, kupu-kupu merupakan binatang primary diurnal alias fauna yang suka beraktivitas di siang hari. Ngengat suka terbang di malam hari (binatang nokturnal) sehingga ngengat lazim disebut kupu-kupu malam. Namun ada juga ngengat yang diurnal dan ada pula kupu-kupu yang suka terbang saat fajar dan senja.

Ngengat berehat atau hinggap dengan membentangkan sayap. Sedangkan kupu-kupu menegakkan sayap saat beristirahat atau hinggap. Kupu-kupu biasanya memiliki warna cerlang nan indah. Warna ngengat cenderung gelap, kusam, atau kelabu.

Demikian catatan yang bisa saya bagikan kepada pembaca. Semoga berguna ya.... ABDI PURMONO

Share this :

Previous
Next Post »