Indra Sjafri Bantu Akademi Sepak Bola Aji Santoso

Selasa, Desember 03, 2013
Kampus ASIFA, Selasa, 3 Desember 2013
Foto: ABDI PURMONO

PELATIH tim nasional U-19, Indra Sjafri, bersedia menjadi penasihat teknis Aji Santoso International Football Academy atau ASIFA. Akademi sepak bola berkelas internasional pertama di Indonesia ini didirikan Aji Santoso dan resmi dibuka pada 31 Agustus lalu.

Indra Sjafri mengatakan, akademi sepak bola seperti ASIFA sangat patut didukung. Ia menyatakan salut atas keberanian dan kepercayaan diri Aji Santoso dan seorang temannya, Nuzul Kifli alias Zulkifli, mendirikan akademi berkelas internasional pertama di Kota Malang, bersaing dengan akademi-akademi serupa di Jakarta yang dimiliki klub-klub raksasa sepak bola. Namun, Indra mengaku miris dan prihatin melihat biaya pendidikan di akademi-akademi asing itu.

"Yang diajarkan juga sama, yaitu sepak-menyepak bola. Tapi ASIFA hasil kerja anak bangsa sendiri. Biaya pendidikan di ASIFA jauh lebih murah dan malah bisa dicicil. Kurikulumnya dibuat sendiri. SDM (sumber daya manusia) sepak bola kita sekarang lebih banyak dari Brasil. Orang-orang kita pintar-pintar kok, tapi kepercayaan dirinya kurang. Itu membuat saya tertarik mendukung visi dan misi ASIFA," kata Indra kepada Tempo, Kamis, 28 November 2013.

Selain alasan "ideologis", dukungan Indra untuk ASIFA juga dilatari kedekatan dia dengan Aji Santoso. Indra mengaku sudah lama berteman akrab dengan Aji Santoso, sehingga tahu betul keinginan dan cita-cita Aji untuk memajukan persepakbolaan Indonesia lewat pembinaan pemain usia muda, agar nantinya menjadi atlet sepak bola yang andal berkelas nasional dan internasional. Aji sendiri juga telah menorehkan sejumlah prestasi gemilang bagi Indonesia.

Namun, Indra menukas, "Saya pun bersedia mendukung akademi-akademi lain seperti ASIFA, tapi pengelolanya harus betul-betul serius, berdisiplin tinggi, dan mau kerja keras."

Aji Santoso sendiri mengaku mengajak Indra Sjafri karena alasan kedekatan hubungan, serta kesamaan visi dan cita-cita tentang kemajuan sepak bola Indonesia. Aji menilai Indra sebagai sosok pelatih mumpuni yang sangat rendah hati dan sangat memedulikan pembinaan pemain usia muda.

"Saya tak bermaksud menilai beliau secara berlebihan. Tapi, faktanya, beliau memang sangat expert (ahli) sebagai pelatih. Menjadi juara Piala AFF U-19 dan berhasil lolos ke Piala AFC dengan tiga kemenangan beruntun, termasuk mengalahkan juara Piala AFC 12 kali (Korea Selatan), itu bukti nyata tak terbantahkan tentang keahlian beliau. Awalnya, tim kita dianggap lemah dibanding Korea," kata Aji.

ASIFA sudah membuka pendaftaran siswa baru pada 15 November dan masa pendaftaran belum ditutup. Banyak pendaftar dari luar wilayah Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu), seperti dari Palembang, Sumatera Selatan, Bandar Lampung, Pulau Kalimantan, dan Serui, ibu kota Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua.

ASIFA tidak membatasi jumlah pendaftar. Mereka akan diseleksi secara ketat dan terbuka di Lapangan Mojolangu, Kompleks Griyashanta Blok J, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Jumlah murid yang diterima disesuaikan dengan kapasitas asrama. Asrama bisa menampung hingga 300 siswa.

Pendaftar harus berusia 12-16 tahun. Mereka akan mengenyam kurikulum sepak bola selama empat sampai delapan tahun. Bagi siswa dari luar Malang Raya dan masih bersekolah, tetap harus tinggal di asrama dan mengikuti home schooling di ASIFA.

ASIFA juga menerima murid berusia di atas 16 tahun lewat jalur seleksi. Namun mereka tidak harus tinggal di asrama. Mereka akan langsung di-branding sebagai pesepak bola ASIFA yang nantinya akan "dijual" ke klub-klub amatir dan profesional di Indonesia dan luar negeri. Biaya pendidikan di ASIFA antara Rp 555 ribu sampai Rp 1 juta per bulan. Biaya pendidikan bisa dicicil dan bagi murid berbakat dari keluarga miskin bisa mendapat beasiswa.

Semua murid ASIFA ditangani sekitar 20 pelatih bersertifikat, seperti Danur Dara, yang merupakan bekas pelatih tim sepak bola PON Jawa Timur, Rudi Hariantoko (bekas pelatih Persema Malang), Sugeng Widodo (bekas pemain Persema), Samsul Riadi (pelatih kepala Persikoba Batu), Yanuar Hermansyah (bekas pelatih Akademi Arema dan Persiwa Wamena), Amin Zakaria (bekas asisten pelatih tim sepak bola PON Jawa Timur), dan Redi Supriyanto (asisten pelatih PS MP Mojokerto). Tentu saja Aji Santoso pun terlibat. ABDI PURMONO



BERITA TERKAIT:

Akademi Sepak Bola Aji Santoso Buka Pendaftaran

Aji Santoso Dirikan Akademi Sepak Bola Usia Dini

Share this :

Previous
Next Post »