Taman Nasional Bromo Diusulkan Tutup Sementara

Rabu, Juli 11, 2012
Foto: ABDI PURMONO

RABU, 11 JULI 2012 | 16:34 WIB

TEMPO.co, Malang -- Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) diusulkan ditutup sementara selama dua bulan. Penutupan ini akan dijadikan agenda rutin tiap tahu.


Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar TNBTS, Emy Endah Suwarni, mengatakan penutupan sementara ini bertujuan untuk memulihkan ekosistem sekaligus menjadi kesempatan bagi pengelola taman nasional untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang rusak serta peningkatan kapasitas petugas.


Usulan itu mengacu pada kebijakan pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat, Taman Nasional Kelimutu di Nusa Tenggara Timur, dan Taman Nasional Kerinci Seblat di Jambi.


“Tujuan utamanya untuk recovery (pemulihan) bagi sumber daya alam sekaligus menjadi kesempatan bagi kami untuk melakukan pembersihan sampah dan pembenahan fasilitas. Bromo dan Semeru kan juga butuh istirahat. Ini semua demi kebaikan kita semua,” kata Emy kepada Tempo, Rabu, 11 Juli 2012.


Waktu penutupan ditetapkan pada masa sepi pengunjung agar tidak merugikan pendapatan masyarakat yang bergantung pada kegiatan pariwisata dalam TNBTS, utamanya di obyek wisata Gunung Bromo. Berdasarkan data pengunjung, Maret sampai April menjadi masa sepi pengunjung, dengan rata-rata pengunjung berjumlah antara 3.000 sampai 5.000 orang.


Sebelum ditutup, TNBTS akan melakukan sosialisasi luas ke publik, terutama untuk mengantisipasi kedatangan pengunjung dari luar kota atau luar negeri supaya mereka tidak kecewa.


Emy optimistis usulan itu bisa terwujud dan didukung oleh masyarakat, baik turis maupun para pendaki. Selama kegiatan wisata di dalam kawasan TNBTS ditutup pengunjung dapat diberikan alternatif kegiatan wisata di desa sekitar kawasan taman nasional. Pengembangan desa wisata sudah menjadi tren dan daya tarik sendiri bagi wisatawan. Pola pertanian yang unik dan bentuk budaya yang khas bisa menjadi sajian pemikat.


“Atau mengadakan pertunjukan khusus, seperti beberapa waktu yang lalu ada pertunjukan Jazz Gunung,” kata dia.


Namun ada pengecualian bagi obyek wisata di puncak Gunung Penanjakan. Emy mengusulkan tidak ditutup sama sekali, melainkan jumlah pengunjung dibatasi berdasarkan kuota demi kenyamanan pengunjung menikmati keindahan matahari terbit.


Logikanya, kata Emy, makin banyak pengunjung sebenarnya makin banyak pula pengunjung yang tak bisa sepenuhnya menikmati terbitnya matahari terbit karena pemandangannya terhalang. Selain itu, parkir kendaraan yang memanjang menyebabkan kelambatan menuju obyek. Masalahnya, pemberlakuan kuota masih ditentang banyak orang.


Pengecualian bagi kegiatan wisata di Penanjakan diberlakukan karena mayoritas pengunjung yang memasuki kawasan TNBTS ingin menikmati keindahan matahari terbit dari puncak gunung setinggi 2.700 meter dari permukaan laut.


Pengunjung pun bisa menikmati lanskap Gunung Batok (2.470 mdpl), Bromo (2.392 mdpl), Widodaren (2.650 mdpl), dan Semeru (3.676 mdpl), serta lautan pasir atau kaldera dan padang rumput seluas 5.250 hektare, yang diselimuti kabut putih seolah-olah pengunjung sedang berada di negeri di atas awan. Kawasan ini biasa disebut sebagai pegunungan Tengger. Biasanya, setelah menikmati matahari terbit, pengunjung melanjutkan perjalanan ke puncak Bromo.


Sebagai gambaran, jumlah pengunjung ke Bromo sepanjang Mei tercatat 80.529 turis domestik dan 6.681 turis asing. Total, jumlah pengunjung TNBTS sepanjang Januari-Juni 2012 pengunjung sebanyak 112.003 orang. Ini berdasarkan catatan pengunjung yang melapor ke petugas di empat pintu masuk. ABDI PURMONO



http://www.tempo.co/read/news/2012/07/11/199416353/Taman-Nasional-Bromo-Diusulkan-Tutup-Sementara

BERITA TERKAIT:

Pengunjung Taman Nasional Bromo Meningkat

http://www.tempo.co/read/news/2012/07/07/058415360/Pengunjung-Taman-Nasional-Bromo-Meningkat

Share this :

Previous
Next Post »